Tugas Menugas

Jumat, 20 Oktober 2023

Analisis Iklan Tangible, Intangible dan Persepsi Warna

Tangible adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti dapat diraba atau dapat dirasakan secara fisik. Dalam konteks visual, "tangible" mengacu pada elemen atau objek yang dapat dilihat atau disentuh secara nyata. Contoh tangible dalam visual suatu desain adalah gambar seorang buah apel, buah apel itu sendiri adalah objek yang tangible karena dapat diraba dan dirasakan secara fisik, dan juga terdapat elemen-elemen yang terdapat pada desain, seperti warna, bentuk, garis, dll. Hal ini termasuk kedalam tangible karena dapat dilihat dan bentuknya jelas. Tangible ini berbeda dengan intangible, yang mengacu pada konsep atau ide yang sulit atau tidak dapat diraba, seperti emosi atau gagasan.

Dalam konteks karya visual, intangible mengacu pada elemen atau konsep yang sulit atau bahkan tidak dapat diraba atau dirasakan secara fisik. Ini seringkali melibatkan ide, emosi, atau konsep abstrak yang tidak memiliki bentuk fisik yang dapat dipegang atau dilihat dengan mata telanjang. Sebagai contoh, dalam sebuah karya seni abstrak, pengaruh emosi atau pesan yang ingin disampaikan oleh seniman bisa dianggap sebagai elemen intangible. Begitu juga, interpretasi subjektif dari pengamat terhadap karya tersebut juga termasuk dalam aspek intangible, karena hal ini bergantung pada persepsi dan pengalaman individu.

Karya visual yang mengandung elemen intangible dapat mencoba mengkomunikasikan ide atau emosi kompleks, atau memicu refleksi dan interpretasi subjektif pada pengamat. Itu bisa menjadi ekspresi seniman tentang hal-hal seperti perasaan, konsep abstrak, atau makna yang tidak dapat diwakili dengan objek fisik yang konkret.

Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tangible dan intangible beserta arti warna yang terdapat dalam sebuah visual desain tersebut.


1.      Iklan “Mie Sedaap” di mobil

Dalam iklan yang tersebut visual yang tergambarkan adalah seseorang yang sedang memegang mie dengan ekspresi yang ceria, hal ini dapat dikategorikan sebagai tangible, karena kita bisa melihat wujud dari orang dengan ekspresinya beserta dengan mie nya, namun terdapat kalimat “asli rawitnya bikin Jerit” hal ini dapat dilihat sebagai intangible, karena kita tidak bisa melihat dan juga merasakan apa itu jerit, yang kita tahu hanyalah arti dari jerit saja, lalu jerit ini juga tidak digambarkan oleh orang tersebut. Berdasarkan dari gambar tersebut persepsi warna yang dapat kita lihat adalah sebuah warna merah, oranye, dan kuning, Ketiga warna ini adalah sebuah warna yang menggambarkan semangat. Warna merah ini pada bahasan psikologi dapat mengundang rasa lapar, dan warna oranye ini memberikan kesan yang percaya diri, kreatif dan dipadukan dengan warna kuning yang memiliki arti sesuatu yang memberikan energi dan kecerahan, dan hal ini sesuai dengan iklan makanan yang ditampilkan sehingga ketika orang melihat hal tersebut, langsung terbayangkan dengan hal-hal yang ceria dan juga mencolok.

 

2.      Banner iklan “Burger McD”


Pada iklan burger McD ini visual yang dapat kita lihat adalah dua buah burger yang ditampilkan dengan masing-masing variannya, dan hal ini masuk kedalam ketegori dari tangible, karena burger yang terlihat pada iklan itu memberikan sebuah bentuk dan wujud yang jelas yaitu sebuah makanan dengan varian menggunakan keju satu dan juga dengan keju dua, lalu dalam pemilihan warna kembali lagi dengan warna yang sama yaitu warna orange, dan juga putih, warna dominan oranye ini menjadi menarik apabila ditampilkan diluar, karena warna ini merupakan warna yang mencolok dan juga memberikan kesan percaya diri dan rasa ceria.


3.      Brosur "Dcrepes Mexican Beef"

Pada poster iklan dari Dcrepes Mexican Beef ini dapat kita kategorikan sebagai tangible, karena bentuk dari crepes dan juga beef nya dapat kita lihat dan nyata, namun pada penulisan Mexican beef ini membuat iklan ini terlihat intangible karena dari visual yang tergambarkan kita tahu bahwa itu ada beef atau daging namun bagaimana caranya kita tahu bahwa daging itu adalah daging Mexico atau Mexican beef, hal ini membuat gambar yang tangible juga menjadi intangible lewat adanya judul yang berbeda. Lalu untuk bagian warna, penulisan Mexican beef ditulis menggunakan warna merah dan hijau ini menggambarkan negara Mexico khususnya pada bagian benderanya, lalu untuk bagian ungu pada poster ini diberikan karena sesuai dengan logo Dcrepes itu sendiri.

 

4.      Brosur "Dcrepes Ice Cream Crepes"

Pada iklan brosur Dcrepes Ice Cream Crepes terlihat bahwa visual yang tergambarkan adalah tangable yaitu kita dapat melihat bahwa ini merupakan crepes dengan tambahan ice cream diatasnya dan kita bisa melihat bentuk dan wujud dari crepes ice cream tersebut. Dan pemilihan warna ungu Kembali lagi mengikuti warna dari logo dcrepes dan pemilihan warna biru ini menjadi menarik, karena warna biru ini terlihat kontras dengan warna ungu dan warna biru ini identik dengan warna yang dingin, dan hal itu berkesinambungan dengan pesan dari visual yang digambarkan.

 

5.      Logo Starbucks

Pada logo starbucks ini dapat kita lihat bahwa logo ini merupakan gambaran dari siren yang merupakan sosok dalam mitologi Yunani yang berwujud setengah ikan dan setengah manusia atau bisa disebut juga putri duyung. Berdasarkan teori, hal ini masuk ke dalam intangible. Mungkin kita bisa melihat bahwa gambar itu benar siren, tapi apakah siren akan digambarkan seperti itu? Dan apakah persepsi setiap orang tentang siren akan seperti itu? Tentu saja tidak, maka dari itu logo starbucks ini termasuk kedalam intangible yaitu sesuatu yang tidak nyata. Lalu apabila kita ingin membahas tentang warnanya, logo starbucks menggunakan warna hijau dan warna hijau diasosiasikan sebagai simbol pertumbuhan bibit-bibit kesuksesan di masa depan. Artinya, perusahaan diharapkan bisa melebarkan sayap hingga ke seluruh dunia.

Read More

Kamis, 05 Oktober 2023

Miss Persepsi atau Kegagalan Persepsi dalam Iklan "Indoeskrim"

     


     

           Miss persepsi atau kegagalan persepsi, kegagalan persepsi sering kali terjadi diantara masyarakat, biasanya kegagalan persepsi ini dikarenakan karena apa yang ingin disampaikan terkadang tidak sesuai dengan yang digambarkan, bisa lewat kesalahan atribusi dimana proses internal di dalam diri manusia untuk memahami penyebab perilaku orang lain, bisa juga lewat efek halo yaitu begitu manusia membentuk kesan menyeluruh tentang seseorang, maka cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian terhadap sifat‐sifat spesifiknya. Lalu terdapat prasangka yaitu sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau kelompok. Suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman terdahulu. Selanjutnya, stereotipe yaitu persepsi atau kepercayaan yang kita anut mengenai kelompok‐kelompok atau individu‐individu berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dahulu terbentuk. Yang terakhir adalah culture shock (geger budaya) yaitu trauma umum yang dialami seseorang dalam suatu budaya baru dan berbeda, karena ia harus belajar dan mengatasi begitu banyak nilai budaya dan pengharapan baru, sementara nilai budaya dan pengharapan budayanya yang lama tidak lagi sesuai, geger budaya  atau culture shock juga ditimbulkan oleh kecemasan karena hilangnya tanda‐tanda yang sudah dikenal dan simbol‐simbol hubungan sosial.

Miss persepsi terkadang sengaja digunakan juga untuk beberapa kebutuhan, misalnya dalam mempromosikan suatu produk, beberapa brand memiliki sebuah ide yang cemerlang dalam mempromosikan brandnya. Pada kesempatan kali ini brand yang akan kita bahas adalah Indoeskrim, ikaln Indoeskrim pada tahun 2017 ini merupakan iklan yang cukup unik, dan memberikan seseorang tentang kesalahan persepsi.

Pada iklan tersebut tema yang dibuat oleh Indoeskrim adalah sebuah drama kisah legenda Nusantara pada zaman dahulu, seperti yang kita lihat, dalam iklan tersebut atribut yang dikenakan oleh sang pemeran menggunakan atribut Kerajaan, dan hal ini jauh sekali dengan produk yang ingin dijual yaitu Indoeskrim.




Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kegagalan persepsi, iklan yang ditampilkan oleh Indoeskrim ini meliputi efek halo dan prasangka. Efek halo yang diterapkan pada Indoeskrim ini tidak mencerminkan bahwa iklan tersebut adalah iklan sebuah produk eskrim, melainkan sebuah sinetron yang pada saat itu sering diputar disebuah acara televisi, hal ini membuat miss persepsi atau  kegagalan persepsi dari masyarakat yang mana masyarakat akan menganggap bahwa ini adalah iklan dari acara tv yang bertema Kerajaan Nusantara pada zaman dahulu, dan bukan iklan eskrim.




Dengan adanya kesalahan atribut yang tidak sesuai dan juga adanya efek halo tersebut muncullah sebuah prasangka dibenak masyarakat, yang menganggap bahwa ini adalah iklan dari sebuah acara sinetron ataupun acara tv, menariknya Indoeskrim mampu merubah persepsi dari masyarakat  dengan menampilkan promosi es krim diakhir dari iklan tersebut, dan hal ini merupakan sebuah miss persepsi yang menarik, karena biasanya miss persepsi itu dapat memberikan dampak yang negatif namun dengan adanya kreativitas yang ditampilkan oleh Indoeskrim ini membuat nama Indoeskrim pada saat itu menjadi viral.




Indoeskrim sukses menipu atau mengelabuhi persepsi masyarakat tentang sebuah iklan, dan hal ini mengajarkan kepada kita semua bahwa sebuah iklan atau sebuah promosi dapat dibentuk berdasarkan berbagai hal, bahkan dengan adanya miss persepsi yang menarik dan menggiring seseorang dengan tidak menebak akhir dari ceritanya, dapat membuat promosi tersebut menjadi lebih baik.

Itulah miss persepsi dari iklan Indoeskrim yang berjudul “Kisah Legenda Nusantara” sebuah gaya promosi yang menarik pada tahun 2017 karena terdapat plot twist yang memiliki unsur  komedi, sekian dari saya, terima kasih. 

Read More